Sabtu, 28 Desember 2013

Tips Memilih Agency SPG

Tips Memilih Agency SPG

Banyak sekali Agency SPG di Jakarta yang menawarkan Penyedia SPG, membuat Perusahaan bebas memilih Agency yang menurut Perusahaan itu baik. Tapi jangan salah memilih Agency, karena bisa berakibat Fatal.
Berikut akan di jelaskan Tips Memilih Sales Promotion Girl:

1. Legal Perusahaan (CV atau PT)
Sangat Penting memilih Agency yang sudah CV/PT, Kenapa? Karena Lebih Jelas dan Professional dalam Penyediaan Sales Promotion Girl. Jika memilih Agency yang individual Alamat tidak begitu jelas, kadang Honor SPG yang menjadi korban seperti tidak di berikan Oleh Agency. Dengan memilih Agency yang Legal (CV/PT) maka address jelas dan perusahaan itu sendiri Jelas.

2. Pengalaman atau Klien
Penting! Siapa saja yang sudah bekerja sama dengan dia. apakah perusahaan besar atau kecil. Jika Agency sudah menangani Perusahaan Besar (Sekelas Nasional / Internasional) di Event Besar, maka dia sudah di percaya oleh Perusahaan itu karena Professionalnya dan sudah mempunyai pengalaman di event besar.

3. Layanan
Tanya apa saja layanan yang di dapat dari Agency tersebut. apakah cuma memberi Sales Promotion saja atau dengan monitoring.

Pilihlah Agency yang Professional bukan individual, walaupun biaya mahal tapi lebih professional.

Rabu, 25 Desember 2013

Belum berpengalaman menjadi SPG



Beberapa kali aku menjumpai adik-adik yang sudah lulus SMU (atau sederajat), ingin langsung kerja dan memutuskan untuk menjadi SPG. Namun ada satu hal yang mereka anggap menghambat, yaitu belum punya pengalaman bekerja sebagai SPG. Lalu ngga bisa jadi SPG dong?
 
Tidak terlalu mudah menjawab pertanyaan semacam ini. Namun bila dipikir lebih jauh lagi, teman-teman yang saat ini menjadi SPG tentu dulu juga belum pernah menjadi SPG bukan? Intinya, dalam hidup ini selalu ada saat pertama kali. Sejak manusia dilahirkan dan menjadi bayi pasti mengalami saat pertama menyusu, merangkak, berjalan, berbicara dan selanjutnya.
 
Memang benar, kebanyakan pemasang info lowongan SPG mencari calon karyawan yang sudah berpengalaman. Hal ini untuk mempermudah proses training, mempercepat masa belajar, lebih menjamin kinerja saat bertugas dan lain-lain pertimbangan. Namun perlu digali lebih lanjut, pengalaman seperti apa yang diharapkan dapat membuat calon karyawan terpilih kelak mampu menunjukkan kinerja yang diharapkan?

Pengalaman yang baik dan benar hanya dapat diperoleh melalui praktek yang baik dan benar pula. Bila pengalaman yang sudah sekian bulan atau sekian tahun tersebut diperoleh melalui praktek yang kurang baik dan benar, maka justru hasilnya akan semakin jauh melenceng dari standar yang diharapkan.
Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan kemauan/motivasi (attitude) membentuk kompetensi, termasuk juga dalam pekerjaan sebagai SPG. Pengetahuan dapat dipelajari, keterampilan dapat dilatih bila kita mempunyai kemauan dan motivasi tinggi untuk belajar dan berkembang. Kemauan dan motivasi yang kuat justru menjadi modal yang sangat menentukan untuk menjadi SPG dengan kinerja yang baik bahkan istimewa.


Bila teman-teman ingin menjadi SPG dan belum mempunyai pengalaman, tetaplah optimis. Selalu ada peluang yang terbuka bagi orang-orang yang percaya dan yakin dengan cita-citanya. Langkah Anda memasuki dunia SPG dapat dimulai dengan menjadi tim flyering, misalnya.
SPG flyering bertugas membagi-bagikan brosur/leaflet. Pekerjaan ini relatif mudah karena biasanya tidak diharuskan melakukan edukasi (menjelaskan) manfaat produk/jasa kepada calon pembeli/pelanggan. Tim flyering juga tidak diwajibkan menjual produk/jasa, sehingga kemungkinan besar tidak akan mendapat insentif sales/penjualan.
Bila tanggung jawabnya relatif ringan, wajar dong bila pendapatan yang diperoleh relatif rendah (dibanding kan dengan SPG yang menjual produk/jasa, misalnya). Demi pembelajaran dan pengalaman, besarnya gaji hendaknya tidak dijadikan sebuah harga mati. Dapatkan pengalaman terlebih dahulu, pendapatan pasti akan mengikuti kemudian, seiring dengan meningkatnya kompetensi Anda.



Selasa, 24 Desember 2013

Seberapa Siapkah Anda Menghadapi Wawancara Kerja Sebagai SPG?

Ilustrasi Wawancara
Katakanlah setelah membaca informasi lowongan pekerjaan SPG, Anda merasa memenuhi persyaratan yang diminta dan segera mengirimkan lamaran dan biodata beserta foto melalui email. Sore harinya Anda dihubungi melalui telepon untuk datang besok pagi di kantor perusahaan pemberi pekerjaan SPG atau agency SPG. Apa saja yang perlu Anda persiapkan?
Beberapa hal yang perlu Anda persiapkan untuk menghadapi interview SPG antara lain:

1.   Lokasi Wawancara Kerja
Catat dengan jelas dan benar alamat kantor tempat diadakan wawancara kerja. Cari atau mintalah informasi patokan untuk menuju alamat tersebut, kalau perlu minta juga informasi pilihan kendaraan umum yang dapat digunakan menuju alamat tersebut. Setelah mengetahui informasi alamat dan cara mencapai alamat yang dimaksud, perkirakan pula waktu tempuh agar dapat sampai di lokasi tepat waktu. Hadir tepat waktu dapat menambah poin penilaian Anda di mata pewawancara kerja.

2.  Pakaian
Pilihlah pakaian yang nyaman dan pantas dikenakan untuk wawancara kerja. Dalam beberapa kesempatan wawancara kerja, kami menjumpai calon SPG yang memilih mengenakan pakaian sekedarnya. Pakaian tersebut bahkan terlihat terlalu santai untuk dikenakan dalam sebuah kesempatan wawancara kerja misalnya berupa t-shirt, celana dan sandal. Percayalah, pakaian yang pantas dan terlihat profesional dapat mendukung penampilan Anda, meningkatkan rasa percaya diri dan penilaian Anda di mata pewawancara kerja.

3.   Riasan Wajah
Hampir sama dengan fungsi pakaian, make up atau riasan wajah yang pantas (tidak berlebihan dan tidak terlalu polos) juga dapat mendukung penilaian dan rasa percaya diri Anda. Biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan jasa SPG dalam kegiatan promosi tidak dapat dikatakan murah, jadi cukup wajar jika perusahaan (dalam hal ini diwakili pewawancara kerja) akan mencari calon SPG yang berpenampilan menarik. Hal ini karena terkait dengan peran SPG yang dapat diibaratkan sebuah jendela bagi perusahaan. Customer akan menilai sebuah perusahaan salah satunya dari jajaran frontliner, termasuk SPG.

4. Deodorant dan / atau parfum
Bau badan kadang tidak disadari oleh pemiliknya. Bila bau badan ini menyertai Anda dalam wawancara kerja, kemungkinan besar Anda tidak diterima bekerja sebagai SPG (kecuali pewawancara kerja sedang pilek). Tugas SPG adalah menjadi duta bagi perusahaan, untuk bertemu dan berinteraksi dengan calon customer. Jika SPG membawa serta bau badan daam bertugas, customer yang dijumpai juga tidak akan merasa nyaman. Alih-alih mau mendengar penjelasan SPG mengenai manfaat dan keunggulan produk atau jasa yang ditawarkan, calon customer akan buru-buru pergi menjauh dan menyelamatkan dirinya

5.Berkas Lamaran dan Alat Tulis
Ada baiknya Anda menyiapkan salinan berkas lamaran agar sewaktu-waktu dibutuhkan dan diminta oleh pewawancara kerja dapat segera diserahkan. Bisa jadi pewawancara kerja lupa mencetak berkas lamaran yang Anda kirimkan melaui email. Membawa alat tulis dapat membantu menunjukkan keseriusan Anda menghadapi wawancara kerja.

6. Wawasan tentang Produk dan Perusahaan
Pengetahuan Anda mengenai produk dan perusahaan yang akan memberikan pekerjaan akan amenjadi nilai lebih dalam wawancara kerja Anda. Sebelum mengikuti wawancara kerja, ada baiknya Anda mencari informasi tambahan mengenai produk dan perusahaan yang memproduksi atau memasarkan. Saat ini informasi tersebut dapat diperoleh dengan mudah, tinggal ketik keyword atau kata kunci di bagian search melalui mesin pencari internet di komputer atau handphone, asal ada kemauan.

Selamat mempersiapkan wawancara kerja Anda sebagai SPG, berikan kesan yang positif bagi pewawancara kerja. Tunjukkan Anda pantas menjadi duta bagi produk dan perusahaan yang akan memberikan pekerjaan.

Pentingkah SPG?

Saat ini keberadaan SPG seperti sudah menjadi sebuah standar untuk memasarkan produk atau jasa. Hal ini dapat dilihat di mall, supermarket, apotek, toko obat, pameran, pasar, SPBU, bahkan di tepi jalan, dimanapun ada aktivitas promosi hampir dapat dipastikan SPG selalu hadir. Sebenarnya seberapa pentingkah keberadaan SPG ini? Dalam judul sangaja kami tulis ‘(Seberapa) pentingkah SPG?’ karena bisa jadi diantara Anda sekalian ada yang masih mempertanyakan ‘Apakah keberadaan SPG penting?’ dan ada juga yang mempertanyakan ‘Keberadaan SPG memang penting, namun seberapa penting?’ Untuk memperjelas marilah kita menyamakan persepsi dulu tentang terminologi SPG dalam tulisan ini. SPG merupakan singkatan Sales Promotion Girl (kalau laki-laki bolehlah disebut Sales Promotion Guy) yang bila diterjemahkan secara bebas berarti perempuan/laki-laki yang bertugas mempromosikan (meningkatkan) penjualan.

Dapat pula diartikan sebagai perempuan/laki-laki yang bertugas untuk berpromosi dan menjual. Kata penjualan atau menjual melekat pada profesi SPG karena fungsi keberadaan mereka adalah untuk membantu perusahaan mengembangkan bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bila dirunut lebih lanjut, salah satu ukuran sebuah perusahaan atau bisnis berkembang adalah meningkatnya profit atau keuntungan. Keuntungan didapat dari selisih pemasukan dan pengeluaran. Salah satu cara meningkatkan pemasukan adalah meningkatkan penjualan.

Peningkatan penjualan dapat diperoleh dari customer yang sudah ada maupun menambah customer-customer baru. Customer baru dapat diperoleh jika mereka cukup tertarik dan yakin dengan produk dan jasa yang ditawarkan. Nah, disinilah peran penting SPG, untuk membuat calon customer tertarik dan yakin dengan kualitas produk dan jasa yang ditawarkan melalui komunikasi dan edukasi yang disampaikan. Bagaimana dengan iklan di TV, radio, papan reklame, internet dan sebagainya?

Memang iklan diperlukan untuk memberikan informasi atau mengingatkan tentang keberadaan sebuah produk/jasa, membangun image atau citra, dan mendorong calon customer untuk mengambil tindakan atas sebuah promosi produk/jasa. Namun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi iklan tersebut, misalnya harga, daya ingat otak dan remote control. Mengapa harga menjadi tantangan? Ya, dengan semakin banyaknya produk/jasa yang berusaha untuk dikenal melalui iklan sementara kapasitas penempatan iklan justru terbatas, maka harga iklan akan semakin mahal. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Lalu apa hubungannya dengan daya ingat otak? Ya, tentu saja berhubungan. Otak manusia mempunyai kamampuan untuk memproses antara 5 sampai 9 informasi dalam waktu yang bersamaan, dengan rata-rata 7 informasi. Informasi yang diterima indera manusia sangat banyak jumlahnya, terdiri dari suara-suara lingkungan sekitar, gambaran suatu obyek, suhu, sentuhan dan sebagainya. Informasi yang tidak terlalu penting akan disisihkan oleh sebuah mekanisme filter atau penyaring agar otak manusia tidak overload oleh informasi-informasi tersebut.

Dengan adanya mekanisme filter dalam otak manusia, sangat wajar jika informasi yang dirasa tidak terlalu penting dan dibutuhkan saat itu ‘seperti dilupakan’ sampai ada ‘pemicu’ yang memerintahkan otak untuk mengingat kembali informasi tersebut. Informasi yang difilter ini tentu saja termasuk iklan produk/jasa yang didengar, dilihat oleh calon customer. Berkaitan dengan iklan yang dilihat calon customer, salah satunya adalah iklan melalui televisi. Saat ini semua televisi yang diproduksi selalu dilengkapi remote control. Mengapa kita jadi membahas alat pengendali kecil yang mempunyai banyak tombol ini? Ya, karena ada kecenderungan pemirsa televisi memindahkan channel saat jeda iklan. Ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi produk/jasa yang beriklan.

Mari kita menggunakan ilustrasi calon customer yang akan berbelanja ke supermarket. Sebelum berangkat, di rumah dia sempat melihat sekilas iklan sebuah produk sebelum akhirnya mengambil remote control dan mengganti channel televisi. Saat mengemudi mobil, dia sempat mendengar iklan yang dibacakan oleh penyiar radio kesayangannya, berisi informasi produk yang sama. Sampai di depan supermarket dia melihat banner/spanduk yang menginformasikan promosi produk yang iklannya sudah dia lihat di tv dan dengar di radio. Setelah masuk dan meyusuri lorong-lorong supermarket, dia bertemu dengan SPG kompetitor produk yang sudah dia lihat dan dengar iklannya. SPG tersebut begitu bersahabat, mampu berkomunikasi dengan baik dan menyakinkan, menguasai product knowledge dengan benar. Akhirnya calon customer tersebut menentukan pilihan kepada produk kompetitor. Keputusan membeli memang dapat dikatakan terjadi di toko. Disini semakin terlihat pentingnya peran SPG, untuk membantu calon customer mengambil keputusan pembelian.

Jangan Anggap Remeh Sales Promotion Girl

Jangan Anggap Remeh Sales Promotion Girl


Kerberhasilan berbagai produk, sampai mendapat Top of Brand maupun superbrand, tidak luput dari buah tangan para SPG (Sales promotion Girl), oleh sebab itu para petinggi perusahaan, terutama departement marketing, jangan remehkan SPG. Kalau diintip kinerja mereka, maka mereka juga termasuk penentu dalam keberhasilan produk. Bayangkan saja, sebagai wanita mereka rela untuk naik ke tangga, hanya untuk membetulkan dan merapikan produknya agar rapi dan sedap dipandang mata. Selain memajang produk agar timbul impulse buying, mereka juga seringkali aktif berkeliaran disekitar rak untuk mengejar dan menawarkan produknya kepada konsumen. Itu termasuk pemandangan normal, tetapi kadang kala mereka terlibat perkelahian, sampai jambak menjambak dengan SPG kompetitornya demi mempertahankan raknya yang digeser oleh SPG produk lain tersebut.


Ada kisah yang menarik, ketika Produk susu Anlene pertama kali launching dan perusahaan belum memiliki sarana transportasi memadai, SPG-lah yang menjadi korban. Mereka dengan rela naik berjejal-jejal di kabin mobil box demi menawarkan barang ke konsumen langsung di hari sabtu. Tujuannya satu yaitu agar produk Anlene bisa dikenali oleh konsumen. Setelah menjadi market leader di produk susu spesialis tulang, rupanya perusahaan ini tetap mengkaryakan SPG untuk mempertahankan posisi produknya di pasar. 
Keberhasilan produk baru seperti Popoku ternyata juga diawali dengan cara memberdayakan SPG sebagai ujung tombak dari perusahaan. Penulis setuju dengan hal itu, sebab selama 22 tahun berkecimpung di dunia pemasaran, pemberdayaan SPG adalah hal utama. Meskipun dalam penelitian secara terpisah SPG tidak berhubungan secara langsung pada pertumbuhan penjualan. Tetapi secara bersama-sama dengan salesman, deliveri, pengecer bahkan dengan distributor produk bisa berhasil dengan baik. Kesimpulannya, jangan remehkan SPG jika produk anda ingin bertahan di pasar.